.

3 Feb 2013

Pasrah dengan Nasib atau Berusaha Mengubahnya?

Pasrah dengan Nasib atau Berusaha Mengubahnya?

cara-bersyukurSeringkali kita mendengar banyak orang mengeluh dengan berkata “ya..inilah nasib..harus dijalani”, seolah-olah sudah menerima saja bahwa nasibnya yang seperti itu. Terkadang ketika menerima sesuatu masalah yang berat juga berkata, inilah nasib…mau gimana lagi. Nasib…nasib…dan nasib…apa memang betul jika itu nasib yang sudah Tuhan tuliskan buat kita? Dan kita seringkali mengeluh jika peristiwa yang kita alami adalah negatif atau kesusahan, artinya saat seolah-olah nasib kita jelek maka kita mengeluh. Namun saat nasib kita sedang baik, apakah kita juga berkata? “enak juga ya nasibku?” , “wah ternyata nasibku baik juga”…pernahkah kita seperti itu saat menerima peristiwa yang baik?
Apakah sebenarnya NASIB itu? apakah sesuatu yang jelek saja atau yang baik juga? NASIB lebih disamakan dengan TAKDIR yang Tuhan berikan kepada kita, tapi apakah iya Tuhan menakdirkan kita sesuatu yang jelek?atukah kejelekan atau hal negatif itu hanya sebuah proses untuk menuju sebuah takdir yang baik. Semua kembali kepada persepsi kita kepada peristiwa yang terjadi dalam hidup kita sehari-hari. Jika kita menganggap itu adalah nasib yang sudah harga mati sebuah nasib jelek maka akan terasa jelek terus semakin jelek maka hidup kita benar-benar dikelilingi oleh kesusahan. Tetapi jika kita berusaha mengubah persepsi tentang peristiwa yang terlihat jelek menjadi hal yang positif maka tanpa disadari perlahan akan mengalami hal-hal yang berubah menjadi positif dan hidup kita akan berubah dikelilingi oleh kebahagiaan.

Berarti jika kita mengalami sebuah peristiwa yang terkesan negatif atau terkesan jelek, sikap awal yang harus kita lakukan bukan mengeluh atau terus menghayati sisi negatif. Bahkan kita, seringkali malah berdoa dengan mengeluhkan kepada Tuhan atas peristiwa yang jelek ini, kita lebih menghayati dan kita meresapi begitu dalam peristiwa jelek akibatnya yang kita rasakan hanyalah sebuah ketenangan semu. Mengapa saya katakan ketenangan semu, karena ketenangan yang dirasakan dalam hati mereka yang selalu mengeluh atas peristiwa negatif hanya kelegaan karena sudah mengeluarkan semua uneg-uneg dalam diri. Tapi yang tersimpan dihati tetap sebuah pandangan negatif terhadap peristiwa tersebut, coba kita pikir bersama, saat kita menganggap bahwa sebuah peristiwa yang terjadi adalah hal negatif bagi diri sendiri berarti kita juga menganggap Tuhan sedang berbuat jelek kepada kita, benar kan? Bukankah itu kita berprasangka buruk kepada Tuhan?
Mari kita renungkan melalui hati, Tuhan adalah sosok yang Maha Baik, yang Maha Positif dan yang Maha Pengasih. Kalau begitu, apakah begitu pantas jika kita berprasangka buruk kepada Tuhan? Sebagai makhluk ciptaan-Nya maka kita sebenarnya hanya pantas untuk berprasangka positif kepada Tuhan. Artinya, saat kita mendapat sesuatu yang orang umum mengatakan itu semua musibah atau kejelekan maka itu hanyalah persepsi manusia saja. Ketika kita menganggapnya sebuah musibah artinya kita membiarkan saja musibah itu terus terjadi dalam kehidupan ini, solusi tercepat untuk mengubahnya adalah dengan mencoba membalikkan persepsi kita saat mengalami peristiwa itu.
curhat-dengan-tuhan
Teknik dasar untuk membalikkan persepsi terhadap sebuah musibah atau sesuatu yang kita anggap nasib buruk adalah dengan mencari 1001 alasan POSITIF tentang peristiwa itu? Berpikir berarti menyibukkan diri untuk mencari hal-hal yang positif dan memenuhi pikiran dan hati tentang hal yang positif maka itu artinya kita berusaha berprasangka positif kepada Tuhan. Anda tahu apa dampaknya jika kita melakukan hal itu? Jika ingin tahu, maka cobalah dan rasakan bahwa hidup kita akan dikelilingi dengan segala sesuatu yang POSITIF, bahkan disaat semua orang mengganggap keadaan yang kita alami adalah keburukan hati kita akan tetap mengatakan bahwa “ini adalah proses Tuhan untuk menuju sebuah kebaikan dan pasti BAIK karena Tuhan adalah MAHA BAIK”